Sebenarnya menang kalah dalam
pertandingan sepakbola itu sudah biasa, salah satu hal yang membuat sepak bola
memiliki daya tarik tersendiri adalah tentang ketidakpastiannya. Tidak ada
sesuatu yang pasti dan selalu ada perubahan dalam dunia sepak bola. Di sekarang
dan beberapa tahun yang lalu ada cukup banyak kejadian saat sebuah tim
tertinggal cukup jauh dan mampu menyamakan kedudukan atau bahkan memenangi
pertandingan secara dramatis ketika waktu mulai selesai. Berikut ini ada
beberapa pertandingan dalam sepakbola dengan comeback yang sangat dramatis dan
bakal selalu dikenang oleh pecinta sepakbola
Ini adalah laga terakhir City
pada musim 2011-12 di bawah besutan Roberto Mancini, di pertandingan ini city wajib menang
jika mereka ingin meraih gelar pertamanya di era Liga Primer Inggris, Gelar
Terakhir city diraih saat liga inggris masih bernama Divisi Utama 44 tahun
silam. Jika kalah, gelar akan jatuh kepada tetangga mereka, Manchester United.
Pendukung The Citizens di Stadion
Etihad harus menahan nafas hingga detik-detik terakhir. Pasalnya, hingga
memasuki masa injury time babak kedua, kedudukan masih 2-1 untuk QPR.
Namun Stadion Etihad sontak riuh
bergemuruh setelah Edin Dzeko mencetak gol pada menit 90+2, namun belum cukup untuk membuat city juara dan membutuhkan 1 gol lagi, sementara beberapa kilometer dari Etihad, MU, yang baru saja menyelesaikan laga terakhirnya dengan mengalahkan Sunderland, bersiap-siap mengangkat trofi. Dan disini awal keajaiban terjadi. Pada menit 90+4 Sergio Aguero mencetak gol dan membuat seisi Etihad Stadium bergemuruh,
Laga berakhir dengan kemenangan City 3-2, sekaligus memastikan tempat teratas di klasemen dengan keunggulan selisih gol dari MU. Sebaliknya, di kandang Sunderland, para pemain MU yang beberapa detik sebelumnya tampak semringah membayangkan diri mereka akan membawa pulang
trofi, langsung tertunduk lesu seakan mereka tidak percaya.
Laga berakhir dengan kemenangan City 3-2, sekaligus memastikan tempat teratas di klasemen dengan keunggulan selisih gol dari MU. Sebaliknya, di kandang Sunderland, para pemain MU yang beberapa detik sebelumnya tampak semringah membayangkan diri mereka akan membawa pulang
trofi, langsung tertunduk lesu seakan mereka tidak percaya.
2. Liverpool
vs AC Milan (Liga Champions Eropa 2004/2005)
Ini mungkin menjadi momen
bersejarah bagi Liverpool dan pendukungnya. Istanbul, Turki, menjadi saksinya.
Bagaimana kehebatan dan mental baja anak asuh Rafael Benitez ketika menghadapi
AC Milan di partai final Liga Champions Eropa 2004/2005. Final ini dikenal dengan istilah "Miracle Of Istanbul"
Pada pertandingan yang digelar di
Stadion Ataturk Olympic, Turki, Milan menggebrak dengan mencetak tiga gol di
babak pertama. Gol-gol tersebut dicetak oleh Maldini dan 2 gol dari Hernan Crespo. Banyak yang mengira
dan meyakini bahwa Livepool sudah habis pada saat itu. Tidak ada harapan untuk
klub Merseyside selain adanya keajaiban.
Liverpool memang memiliki
semangat pantang menyerah. Dengan dukungan dari Liverpudlian dan nyanyian
"You'll Never Walk Alone" tanpa henti. Keajaiban tersebut benar-benar
datang pada babak kedua, Secara luar biasa mereka bisa menyamakan kedudukan
menjadi 3-3 di babak kedua berkat gol Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan Xabi
Alonso. Dalam waktu normal 90 menit dan babak perpanjangan 2x15 menit tidak ada
lagi gol yang tercipta sehingga pemenangnya harus ditentukan lewat adu pinati.
Di adu penalty ini Dudek menjadi
pahlwan lewat aksinya yang menggagalkan tendanagan serginho, pirlo dan
Sevchenko, Sementara Liverpool satu penendangnya gagal. Akhirnya Liverpool
menasbihkan dirinya sebagai raja eropa setelah menang 3-2 atas Ac Milan lewat
Adu penalty. Ini merupakan salah satu pertandingan final liga champions yang
paling dramatis saat ini.
3. Manchester
United vs Bayern Munich (Final Liga Champions Eropa 1998/1999)
Laga ini tidak kalah dramatisnya
dimana United tampil untuk pertama kalinya di final Liga Champions sejak
kesuksesan tahun 1968 mereka. Manchester United identik dengan comeback sejak
ditukangi Sir Alex Ferguson, tak terkecuali dalam perjalanan mereka mengakhiri
penantian panjang 31 tahun untuk mengangkat kembali titel Liga Champions, yang
sekaligus menyempurnakan raihan treble winners pada 1998/99.
Petandingan yang digelar di Camp
Nou pada 26 Mei 1999 itu merupakan pertandingan comeback paling brilian yang
pernah ada di Liga Champions. Tidak ada yang menyangka bahwa nasib salah satu
klub berubah drastis di menit-menit akhir pertandingan. Kegigihan Anak Asuh
Ferguson sudah tampak ketika mereka mengejar defisit dua gol untuk mengandaskan
tuan rumah Juventus 3-2 dalam second leg semi-final.
Kontra Bayern Munich pada laga
puncak, Red Devils sudah tertinggal sejak menit keenam lewat gol tendangan
bebas Mario Basler. Namun mental juara ditunjukan oleh anak asuh Sir Alex
Ferguson Di babak kedua ferguson melakukan perubahan dengan memasukkan teddy
Sheringham dan Ole Gunner Solksjaer. Strategi tersebut terbukti ampuh,
Puncaknya saat Masa Injury Time Babak kedua, Kedua Pemain Tersebut Mencetak Gol
lewat set Piece. Gol Pertama dicetak oleh Sheringham pada menit 90+1 kemudian
disusul Solksjaer 2 menit setela gol pertama united. Pertandingan pun berakhir
bagi kemenangan united 2-1, Kegembiraan pecah bagi kubu Machaster United,
sementara Bayern hanya bisa meratapi kekalahan yang menyesakkan mereka.
4. Korea
Selatan vs Italia ( Piala Dunia 2002)
Comeback dramatis kali ini berasal dari pertandingan Piala
Dunia 2002 di Korea-Jepang. Ketika itu tuan rumah Korea Selatan bertemu dengan
Italia di babak perdelapan final. Pertandingan ini cukup kontroversial karena
sang wasit yang memimpin pertandingan yaitu Byron Moreno terlihat sangat
memihak kepada korea selatan. Keputusan ini antara lain menganulir gol Italia
yang dianggap offside, kemudian mengabaikan klaim penalti, dan terakhir
mengusir Francesco Totti karena dianggap diving. Meskipun begitu Korea Selatan
sebenarnya sempat ketinggalan terlebih dahulu saat Christian Vieri mencetak gol
pada menit 18 dan membuat italia unggul.
Namun dua menit jelang pertandingan berakhir, Seol Ki-Hyeon
berhasil menjebol gawang Gianluigi Buffon dan memaksa pertandingan pun harus
berlanjut di babak tambahan. Sial bagi Italia, menit ke 117 Ahn Jung-Hwan
berhasil mencetak gol dan sekaligus membawa Korea Selatan melaju ke perempat final.
5. Real Madrid vs Atletico Madrid (Final Liga
Champions 2013/2014)
Derby Ibu Kota Spanyol tersaji pada final Liga Champions
2013/2014, Real Madrid bertemu seteru satu kota Atletico Madrid di Estadio da
Luz, Portugal. Untuk atletico, final ini merupakan yang kedua. Sementara untuk
Madrid, mereka mengincar trofi kesepuluh atau La Decima di ajang
paling bergengsi di Benua Biru itu. Baik Real maupun Atletico, keduanya
sama-sama menunjukan penampilan yang superior dari mulai babak penyisihan grup.
Pada pertandingan puncak, Atletico tidak gentar menghadapi
sang rival abadi. Meski di awal pertandingan harus kehilangan bomber andalannya
Diego Costa, akibat cedera. Anak asuh Diego Simeone tetap menunjukan
determinasinya menghadapi El Real. Alhasil pada menit 36 sundulan Diego
Godin membawa klub los cholconeros unggul.
Tertinggal satu gol membuat El Real semakin panas. Namun
pertahanan Rojiblancos yang kokoh membuat serangan Cristiano Ronaldo dan
kawan-kawan menemui jalan buntu. Baru pada waktu injury time drama pun mulai
terjadi tepatnya menit 90+2, Sergio Ramos menyamakan kedudukan untuk Los
Blancos setelah bola hasil sundulannya masuk ke gawang atletico memanfaatkan
sepak pojok modric. Sontak para pelatih, official, pemain dan supporter Madrid
kegirangan setelah mencetak gol dia akhir laga dan memunculkan lagi harapan
untuk meraih La Decima. Dan pertandingan pun harus dilanjutkan di babak extra
time
Pada babak extra time, Madrid seolah tampil menyerang,
Walau di 15 Menit Pertama tidak ada gol tercipta ketika memasuki 15 menit kedua
Madrid berhasil unggul lewat gareth Bale dimenit 110, kemudian Marcelo dimenit
118 dan Pinalti Cristiano Ronaldo di menit 120. Pertandingan berakhir untuk
kemenangan Madrid 4-1, hasil ini mangantarkan Madrid meraih trophy liga
champions ke-10 atau La Decima dan menasbihkan dirinya sebagai klub terbaik
dieropa
6. Liverpool vs Olympiakos (Liga Champions 2004/2005)
Sebelum Liverpool menang dramatis di final liga champions
2005, Liverpool juga melakukan comeback gemilang saat melawan Olympiakos di
fase grup. Mereka butuh kemenangan dengan selisih 2 gol untuk lolos ke babak 16
besar. Pertandingan yang digelar di Anfield stadium tidak berjalan dengan
mudah, mereka harus tertinggal lebih dahulu dibabak pertama lewat tendangan
bebas rivaldo.
Dibabak kedua ketika Rafael benitez masih melatih Liverpool
melakukan perubahan strategi dan memasukan tenaga baru dengan memasukkan
Florent Sinama-Ponggole dan Neil Mellor. Strategi tersebut berjalan dengan
baik, secara brilian kedua pemain tersebut mencetak gol masing-masing dan
membuat liverpool berbalik unggul 2-1 dan butuh 1 gol lagi. Akhirnya di Sepuluh
menit terakhir, Steven Gerrard mencetak gol penting lewat sepakan keras dari
luar kotak pinalti yang membuat seiisi anfield stadium bergemuruh. Pertandingan
pun berakhir untuk kemenangan 3-1 dan memastikan liverpook lolos ke babak 16
besar.
Kalah dari Inggris 4-2 di final piala dunia 1966, Jerman
barat yang saat itu masih terpecah menjadi 2 siap balas dendam saat kembali
bertemu inggris di semi final piala dunia 1970 yang diselenggarakan di Meksiko.
Namun niat itu sepertinya bakal gagal terwujud setelah The Three Lions unggul
2-0 dalam waktu 49 Menit.
Akhirnya pasukan Der Panzer tidak menyerah, Diawali gol
Franz Beckenbauer dimenit 68 dan menipiskan skor menjadi 1-2. Bahkan mereka
mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat gol Uwe Seeler dimenit 76.
Kemudian memaksakan laga dilanjutkan ke perpanjangan Waktu atau Exra Time. Pada
babak extra time ini, pasukan Helmut Schoen akhirnya menuntaskan comeback
dramatis dengan komplit ketika di menit
108 pemain legenda Gerd Muller menjebol gawang kiper pengganti Inggris Gordon
Banks, Peter Bonetti lewat tendangan voli dari jarak dekat. Dendam empat tahun
sebelumnya pun terbalaskan.
8. Prancis vs Bulgaria (Kualifikasi Piala Dunia 1994)
Ini merupakan pertandingan terakhir kualifikasi Piala Dunia
1994 zona Eropa. Saat itu Prancis sangat difavoritkan untuk lolos (dengan
mudah) dari grup yang juga dihuni Israel dan Bulgaria. dengan deretan pemainnya
yang terekenal saat itu seperti Eric Cantona, Didier Deschamps, Marcel Desailly,
Jean-Pierre Papin, David Ginola. Siapa tak ngeri berhadapan dengan sederet
bintang itu.
Tapi justru di situlah permasalahannya. Makin lama bukannya
semakin kompak, tapi cenderung main sendiri-sendiri dan tak saling percaya.
Dengan dua pertandingan tersisa (kontra Israel dan Bulgaria), dan hanya butuh
satu poin tambahan, tak ada yang berani bertaruh untuk kegagalan Prancis. Setelah
kalaah dari Israel 2-1. Prancis tampil melawan Bulgaria.
Benar, Bulgaria tim bagus, tapi karena digelar di kandang,
tak ada yang tidak menjagokan Prancis, apalagi mereka hanya butuh satu poin
untuk lolos. Keyakinan itu semakin nampak ketika Prancis membuka keunggulan 1-0
di menit ke-31 melalui gol dari legenda besar Manchester United, Eric Cantona, Namun
situasi seketika berbalik 180 derajat ketika Bulgaria berhasil membalas lewat Emil
Kostadinov enam menit berselang. Menjelang 90 menit berakhir, skor 1-1, sampai
kemudian Laurent Blanc secara mengejutkan dilewati Emil Kostadinov yang
kemudian mencetak gol kemenangan Bulgaria. Prancis 1, Bulgaria 2, waktu habis, dan rakyat
Prancis pun menangisi kegagalan Timnasnya untuk lolos ke Piala Dunia 1994.
9. FC Barcelona vs Arsenal (Liga Champions Eropa
2005/2006)
Tidak ada
yang menyangka jika Arsenal mampu melaju hingga final Liga Champions pada musim
2005-2006. Prestasi itu membuat pasukan Arsene Wenger menggapai final Liga
Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, sekaligus menjadi klub
pertama dari London yang menapaki final kompetisi tertinggi di Benua Biru. Lawan The
Gunners saat itu, Barcelona, merupakan klub yang memiliki segudang pengalaman
di pentas kompetisi tertinggi di Eropa. Final di Stade de France merupakan laga
kelima sepanjang sejarah Blaugrana.
Partai Final
yang disaksikan oleh 79 ribu penonton itu, Arsenal memulai pertandingan dengan
meyakinkan. Namun petaka terjadi ketika kiper mereka, Jens Lehmann, diusir
keluar pada menit 18. Bermain dengan 10 orang, pasukan Arsene Wenger berhasil
unggul terlebih dulu pada menit 37 melalui Sol Campbell.
Barca tidak
panik, dan memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk membombardir pertahanan
Meriam London. Hasilnya pada menit 76 Samuel Eto’o membawa Barca menyamakan
kedudukan. Blaugrana terus menekan klub London Utara, hingga akhirnya Juliano
Belletti membawa Barca berbalik unggul sembilan menit sebelum waktu normal
berakhir. Keunggulan 2-1 tidak berubah untuk kemenangan Blaugrana.
10. Liverpool vs Borussia Dortmund (Europe League
2015/2016)
Pertandingan
baru saja terjadi tahun lalu. Moment ini juga adalah moment
pertama bagi pelatih Jurgen Klopp menyingkirkan mantan timnya. Pada Leg pertama
di Dortmund, kedua tim bermain imbang 1-1. Gol tandang menjadi keuntungan bagi The
Reds untuk melangkah ke leg kedua di kandang.
Namun
keuntungan gol tandang itu menjadi tidak berarti ketika Dortmund membuka skor melalui
Ikay Gundogan dimenit ke-5. Liverpool semakin terpuruk ketika Aubameyang
mencetak gol kedua bagi Dortmund. Babak pertamapun selesai dengan keunggullan
Dortmund 0-2.
Pada babak
kedua Liverpool memulainya dengan baik, di menit 47 Origi mampu membangkitkan
harapan Liverpool untuk lolos setelah sepakannya masuk kegawang dortmund. Namun
Reus seakan memudarkan harapan The Reds dengan mencetak gol ketiga untuk
Dortmund dimenit 57. Liverpool belum menyerah, Harapan Liverpool kembali cerah
pada menit ke-66, gelandang asal Brasil, Coutinho sukses menggetarkan jala
Dortmund dengan sebuah tendangan spektakuler dari luar kotak penalti. Sembilan
menit kemudian giliran Sakho yang sukses membawa The Reds mengimbangi Dortmund.
Sakho memanfaatkan skema tendangan bebas dengan sebuah gol yang tak bisa
dihalau oleh Weidenfeller. Setelah menyamakan skor Comeback jenius Liverpool
datang di masa injury time tepatnya di menit 90+2. Bola crossing yang dikirim
Milner sukses ditanduk oleh Lovren, Sontak seisi Anfield Bergemuruh menyambut
gol tersebut. The reds berhasil membalikan keadaan dengan skor 4-3. Skor ini
bertahan hingga laga usai. Kemenangan dramatis ini mengingatkan perjuangan
Liverpool yang tak kenal menyerah di final liga champions eropa 2005 yang lalu,
dan hasil ini juga menghantarkan Liverpool menuju fase semi final Piala Eropa.
2 komentar
Click here for komentarSuka bermain slot?
Replymau bonus deposit slot senilai 100%?
yukz join bersama kami di Winning303
Dapatkan akun slot GRATIS
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : +6287785425244
Yakin anda selalu tidak hoki?? Kami tantang anda yang merasa selalu tidak hoki... Kami yakin tidak ada orang yang tidak hoki...disini akan kami adu hoki anda dengan hoki pemain lain..
ReplyHubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662
ConversionConversion EmoticonEmoticon