Klub-klub sepakbola dengan sejarah panjang sering kali lebih
difavoritkan untuk keluar sebagai juara, Namun adakalanya sebuah tim yang
namanya kurang populer dan tidak diperhitungkan secara mengejutkan berhasil
menjadi juara.
Musim ini Leicester City jelas jadi suatu fenomena.
Berangkat dari nafas zona degradasi di musim lalu, Jamie Vardy dkk kini mengejutkan semua
pihak dan mencatatkan sejarah yang luar biasa dengan menasbihkan Menjadi Juara
Premier League Musim 2015/2016. Leicester tentunya bukan yang pertama, beberapa tim sebelumnya sudah terlebih dahulu menuliskan kisah sukses
yang patut dijadikan contoh. Berikut diantaranya :
1. Montpelier HSC ( Liga Prancis 2011/2012)
Kisah keberhasilan Montpellier HSC menjuarai Ligue 1, Prancis pada
tahun 2011/12 merupakan salah satu sensasi yang cukup mengejutkan musim itu. Klub
yang baru berdiri 1974, akan mengibarkan bendera sebagai jawara di akhir musim.
Pasalnya, itu merupakan keberhasilan perdana klub Ligue 1 Prancis. Finish tiga
angka di atas PSG cukup untuk menghancurkan dominasi PSG di kancah sepakbola
Prancis selama bertahun-tahun.
Selain itu Montpelier memunculkan nama-nama pemain
beken yang selanjutnya menjadi primadona klub-klub liga Eropa, di mana mereka
berhasil memunculkan Olivier Giroud yang mencetak 21 gol. Selain itu, Montpellier juga berhasil
memunculkan nama Younes Belhanda sebagai playmaker jenius, yang bermain tepat
di belakang Giroud yang menjadi aktor utama yang mengantarkan Giroud menuju
Arsenal di musim berikutnya.
Nama pelatih Rene Girard pun sontak melejit karena
terbukti berhasil menjadi seorang pelatih yang piawai memoles tim yang tidak
diperhitungkan menjadi superior dan diperhitungkan saat itu.
2. Blackburn Rovers (Premier League 1994/1995)
Raihan yang dicapai Blackburn
Rovers di musim 1994-95 bisa dibilang sebagai prestasi yang luar biasa, dii
musim itu Blackburn bersaing ketat dengan juara bertahan Manchester United. Keberhasilan
Blackburn Rovers meraih gelar juara Premier League pada musim 1994/95 dan
menghancurkan hegemoni para raksasa liga inggris dengan label Underdog, dengan
dominannya kekuatan Manchester United dan Arsenal, menjadi salah satu kejadian
paling bersejarah dalam divisi tertinggi sepak bola Inggris tersebut.
Di bawah kendali Kenny Dalglish,
The Rovers menjadi kekuatan yang menakutkan saat itu, Tim Sherwood sebagai
kapten berhasil memimpin rekan-rekannya seperti Graeme Le Saux, David Batty,
Tony Gale, Alan Shearer, dan Chris Sutton untuk menjadi juara pada akhir musim.
Kala itu penentuan gelar harus dilakukan sampai pertandingan terakhir.
Blackburn Rovers pun akhirnya juara dengan selisih 1 poin dari tim asuhan Alex
Ferguson. Gelar juara Blackburn dipermanis dengan dinobatkannya Alan Shearer
sebagai top skor lewat 34 golnya Sekaligus menyabet penghargaan PFA Players'
Player of the Year. Sementara itu, Dalglish keluar sebagai manajer terbaik.
3. Kaiserlautern (Bundesliga Jerman 1997/1998)
Berbicara Bundesliga, tim yang
muncul dalam pikiran anda pasti raksasa sepak bola Jerman, Bayern Munchen. Die
Roten memang menajdi tim terbesar dalam sepak bola Jerman dengan raihan 25
gelar juara, terbanyak di antara tim lainnya.
Namun di Musim 1997/98, Sebuah
tim dari Jerman Tengah, Kaiserslautern. Berhasil menjadi juara Bundesliga
dengan keunggulan 2 poin dari Bayern Munich. Ini merupakan musim yang tidak
akan terlupakan bagi salah satu klub tertua di Jerman. Sebagai sebuah klub yang
baru naik level dari divisi dua Bundesliga Jerman, eksistensi FC Kaiserslautern
saat itu diprediksi hanya akan memanasi zona degradasi karena begitulah yang
mereka alamai sepanjang sejarah pergulatan mereka di kancah kompetisi
Bundesliga.
Namun pelatih legendaris Otto
Rehhagel berhasil membalikkan fakta dan menepis pandangan minor tersebut dengan
membawa FC Kaiserslautern meraih gelar Bundesliga pertama mereka sejak musim
1990/91. FC Kaiserslautern pun tercatat sebagai satu-satunya tim yang berhasil
memenangkan gelar kompetisi di musim pertama setelah promosi sepanjang sejarah
Bundesliga.
Nama Olaf Marschall pun sontak
melejit setelah berhasil menyumbangkan 21 gol dari 24 penampilan yang juga
menandai munculnya nama besar Seperti Miroslav Kllose dan Michael Ballack yang
saat itu baru memulai debutnya di Bundesliga. Momentum tersebut juga menjadi
kenangan terindah bagi bek Andreas Brehme, yang memutuskan untuk mengakhiri
kariernya saat itu.
4. Nottingham Forest (1977/1978)
Dengan Komanado manajer legendaris asal inggris Brian Clough yang
menjadi dalang bagi Nottingham Forest memasuki era keemasannya. Berhasil
Promosi dari divisi dua di
musim 1976/1977. Pada Musim 1997/1998, hanya butuh satu musim bagi
clough untuk membawa Nottingham Forest menjadi Raja di Eropa. Pandangan skeptis
pun mewarnai kemunculan Forest sebagai tim promosi di Liga Primer musim itu dan
memprediksi eksistensi mereka di Liga hanya akan menjadi penghangat zona
degradasi untuk selanjutnya kembali tenggelam dan menghilang.
Apalagi dengan hadirnya sosok Clough sebagai pelatih arogan yang banyak
dibenci publik sepakbola Inggris saat itu. Berbekal kiper Inggris terbesar,
Peter Shilton, dan beberapa penampilan luar biasa dari pemain-pemain muda
seperti Tony Woodcock dan Kenny Burns, Clough membawa Forest terus merangsek
dan tidak terbendung dalam menapaki tangga juara.
Sebuah prestasi yang super luar biasa, karena dari 42 pertandingan
dalam satu musim Forest hanya mencatat tiga kali kekalahan. Forest dengan
nyaman bercokol di atas Liverpool di papan klasemen sejak awal musim dan
memaksa klub asal Merseyside itu menyerahkan mahkota juaranya pada akhir musim.
5. Denmark (Piala Eropa 1992)
Bukan hanya klub, beberapa Tim
Nasional pun pernah melakukan kejutan. Salah satunya apa yang telah dilakukan
oleh Timnas Denmark di Piala Eropa 1992. Sebenarnya pada Piala Eropa 1992, Denmark
datang ke Piala Eropa hanya sebagai tim pengganti. Denmark tidak lolos dari
babak kualifikasi, namun karena Yugoslavia mendapatkan sanksi dari UEFA akibat
perang Sipil yang terjadi di Balkan. Maka Denmark lah yang ditunjuk untuk
menggantikannya.
Dengan waktu yang relatif
singkat, Richard Moller Nielsen harus mencari para pemain berbakat usai Michael
Laudrup memutuskan memilih untuk berlibur. Denmark mampu membuat Inggris
tertahan. Denmark sendiri sempat kalah dari tuan rumah sebelum membekuk prancis
dengan skor 2-1 guna meraih tiket ke babak 4 besar. Peter Schmeichel sendiri
mampu mengandaskan Belanda melalui babak adu penalti untuk melangkah ke final.
Di final Jerman sudah menunggu, Jelas
Jerman menjadi tim unggulan untuk meraih gelar juara. Ternyata keikutsertaan
Timnas Denmark bukan hanya pelengkap, karena Denmark secara mengejutkan
berhasil menjadi juara dengan mengalahkan tim kuat Jerman yang saat itu
berstatus juara bertahan. Nama John
Jensen dan Kim Vilfort mampu membawa skuad Denmark meraih gelar juara untuk
pertama kalinya.
6. Atletico Madrid (Liga Spanyol 2013/2014)
Dalam beberapa tahun terakhir,
La Liga Spanyol dikuasai oleh dua tim terbesar di negara matador tersebut,
Barcelona dan Real Madrid. Pada musim 2013/14, sebuah kejadian yang sangat
mengejutkan terjadi. Musim tersebut merupakan momen terindah bagi pelatih Diego
Simeone saat dirinya berhasil membawa Atletico Madrid meraih gelar juara La
Liga Spanyol yang dianggap sebagai sebuah pencapaian mustahil di tengah
dominasi Barcelona dan Real Madrid. Musim itu juga menegaskan eksistensi Diego
Costa sebagai sosok penyerang terbaik setelah membuat sensasi mencengangkan
dengan mencetak 27 gol.
Selain juga memunculkan Koke
sebagai seorang pengumpan terbaik La Liga musim itu dengan koleksi
13 assist nya. 38 pertandingan mereka lakoni dengan penuh sensasi
hingga mengakhiri dominasi panjang Real Madrid dan Barcelona. Skema permainan
mereka semakin sempurna karena didukung dengan permainan bertahan terbaik yang
sulit ditembus di bawah kawalan Thibaut Courtouis di bawah mistar dan Diego
Godin sebagai jendral lini pertahanan.
Selain itu, Godin juga ikut
berperan dalam mencetak gol krusial saat menahan imbang Barcelona pada laga
akhir musim yang membuat Atletico berhasil keluar dari bayang-bayang tetangga
sekotanya Real Madrid untuk pertama kalinya sepanjang 18 tahun terakhir.
7. Deportivo La Coruna (La Liga 1999/2000)
Deportivo La Coruna sempat
beberapa kali nyaris mencium trofi La Liga, tapi mereka bukan kandidat juara
jelang kampanye 1999/2000 bergulir. Hanya finis di urutan keenam pada musim
sebelumnya memang peningkatan signifikan dari posisi ke-12 pada 1998, tapi tak
ada yang menyangka Superdepor bakal mereguk manisnya kampiun liga
setelahnya.
Tim yang dinahkodai oleh Javier
Irureta sukses memaksimalkan pemain seperti Roy Makaay, Pauleta dan Mauro Silva
untuk mengubah Superdepor menjadi tim menakutkan di kompetisi domestik. Berbekal
21 kemenangan, Deportivo meraih titel pertama La Liga mereka dengan mengungguli
Barcelona yang membuntuti di peringkat dua. Dan ini menjadi awal era keemasan
di Liga Champions yang mencapai klimaks dengan menembus babak semi-final pada
2004.
8. Yunani (Piala Eropa 2004)
Yunani mungkin merupakan salah
satu juara Euro yang paling tak diharapkan. Tak ada orang yang menjagokan
Yunani pada awal kompetisi. Setelah masuk putaran final Piala Eropa untuk kali
pertama dalam 24 tahun, tak ada yang berharap Yunani lolos dari penyisihan
grup. Bahkan saat babak grup, Angelos Charisteas dkk bersusah payah untuk
bisa lolos ke perempat final
Otto Rehhagel sadar timnya tak
memiliki pemain kelas dunia seperti kontestan lain, tapi dia mampu
memaksimalkan potensi yang ada, Sepakbola bertahan dan serangan balik jadi
andalan Otto Rehhagel kala itu. Dengan kesabaran, Yunani menahan gempuran
bertubi-tubi dari lawan dan berusaha mencuri gol dari serangan balik atau
situasi bola mati.
Mereka memulai kampanye dengan
mengalahkan tuan rumah Portugal. Hasil imbang kontra Spanyol dan kalah dari
Rusia membuat eksistensi Yunani di Euro 2004 terancam, tapi mereka berhasil
lolos ke babak berikutnya berkat keunggulan memasukkan gol atas Spanyol yang
memiliki poin sama. Di perempat-final, mereka mendepak juara bertahan
Prancis, kemudian Republik Ceko di Semi Final. Yunani kembali bertemu Portugal
di partai puncak dan Yunani berhasil mengukuhkan diri sebagai juara Eropa
dengan kemenangan 1-0 untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
9. Leicester City (Liga Premier Inggris 2015/2016)
Datang sebagai tim underdog,
Leicester City tampil meyakinkan setiap laga di Premier League Inggris musim
ini. Leicester mampu membuktikan bahwa tim kecil pun bisa juara di liga paling
ketat di dunia ini. Walaupun masih tersisa 2 pertandingan poin Leicester tidak
mungkin dikejar lagi oleh Tottenham dan Klub-Klub lainnya. Hampir terdegradasi
musim lalu, Leicester sukses mengalahkan klub-klub besar dan lebih kaya seperti
Manchester United, Arsenal, Manchester City, dan Chelsea
Di awal musim Leicester menunjuk
Claudio Ranieri menjadi juru taktik. Leicester memang diperkirakan akan
berjuang di papan bawah, berusaha menghindari degradasi. Namun Tak Disangka, Jamie
Vardy dkk menunjukkan permainan yang konsisten sepanjang musim dan menjadi
Kekuatan Baru Liga Inggris. Permainan mereka tidak indah, hanya menunggu
diserang dan kemudian melepas serangan balik. Dieksekusi dengan baik, taktik
sederhana ini berhasil mengantarkan The Foxes menjadi juara.
ConversionConversion EmoticonEmoticon