Makalah Pengembangan dan Coaching Dalam Tim

MAKALAH
Kepemimpinan dan Teamwork
“Pengembangan dan Coaching Tim”


Dosen Pengampuh
Azrul Azhari Muin, S.Kom., M.Kom.

DISUSUN OLEH :
        MUHAMMAD SYUKRAN. A (60900114026)
        EMMY YUNIAR AMIR (60900114082)

SISTEM INFORMASI / C

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN MAKASSAR
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Penyusun



ii






DAFTAR ISI


SAMPUL

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................... 1

BAB 2 : PEMBAHASAAN................................................................................... 2

2.1 Pengertian Pengembangan..................................................................... 2
2.2 Proses Pengembangan Tim..................................................................... 2
2.3 Tahapan Siklus Pengembangan Tim........................................................ 5
2.4 Cara Mengembangkan dan Menjaga Kepercayaan Dalam Tim................ 6
2.5 Pengertian Coaching............................................................................... 7
2.6 Proses Coaching..................................................................................... 8
2.7 Metode Coaching................................................................................... 9
2.8 Pentingnya Pemimpin Melakukan Coaching........................................... 9

BAB 3 : PENUTUP............................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 11
3.2  Saran..................................................................................................... 11


iii





BAB I
PENDAHULUAN
Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan, ketidak mampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap individu pasti memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu sombong dengan kekuatan diri.
Sudah saatnya kita mengubah perilaku demikian. Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mncapai tujuan tertentu. Yang dapat bersifat formal ataupun informal.
Selain kelompok, dewasa ini sangat populer adalah adanya sebuah tim. Tim jelas berbeda dengan kelompok.  Katzenbach dan Smith mendefinisikan Tim sebagai sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan pendekatan bersama dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaaan tanggung jawab. “Bukti menunjukkan bahwa lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan, penilaian dan pengalaman yang bervariasi (Stephen, 2006: 355)”. Banyak perusahaan yang menggunakan tim untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap masalah karena tim memiliki kemampuan untuk cepat berkumpul, menyebar, fokus, dan membubarkan diri.
Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Ada beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif, yaitu rancangan pekerjaan, komposisi tim, sumber dan pengaruh kontekstual lain yang membuat tim menjadi efektif, serta variabel proses yang mencerminkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektivitas. Akhirnya, tim yang efektif memiliki anggota yang setia pada tujuan bersama, tujuan khusus tim, anggota yang percaya terhadap kemampuan tim, level konflik yang dapat dikelola, serta tingkat kemalasan sosial yang minim.

1



BAB II
PEMBAHASAAN
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Atau Pengembangan merupakan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam organisasi. Pengembangan biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional untuk melakukan pekerjaan lebih baik.
2. Proses Pengembangan Tim
Baik di dalam kelas maupun di tempat kerja, butuh waktu untuk membuat tim bersatu. Ada proses pengembangan alami yang harus dilalui oleh tiap tim. Tim Efektif akan melalui Tahapan Pengembangan (Development) secara berjenjang yakni :
a) Tahap Satu : Forming / Pembentukan
Pada tahapan ini masing-masing individu masih bertanya pada diri sendiri tentang keterlibatannya sebagai anggota Tim. Masing-masing anggota bersikap Sopan, Hati-hati dan Berusaha Terorganisir. Ini juga tahap untuk mengenal satu sama lain dan untuk membentuk komitmen individu pada tugas atau proyek yang akan dikerjakan. Situasi intinya adalah situasi yang tidak aman dan berhati- hati, dengan menunjukkan sikap aktif dan pasif, misalnya sikap aktif terlihat saat mencari peran dalam kelompok. Penghargaan terhadap peran ini yang dilakukan oleh anggota lain dalam kelompok tersebut dikenali dari kehadiran seseorang dan penerimaan terhadapnya dalam kelompok itu. Tahap ini mencakup pengujian untuk mengetahui batasan perilaku interpersonal (antar anggota tim) dan batasan perilaku terhadap tugas yang dihadapi.

2



b) Tahap Dua : Storming stage / Tahap Curah Gagasan
Tahap Selanjutnya Storming Stage, di tahap ini Masalah dan Intrik mulai bermunculan kepermukaan, bahkan dapat terjadi konflik jarak dekat. Terjadi perdebatan walau sudah saling setuju, sehingga juga muncul isu Siapakah Yang Pegang Kendali dan Bagaimana Kontrol dapat Terlaksana. Timbulnya konflik ( stroming stage ) adalah satu dari kelompok intra kelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Lebih jauh lagi, terhadap konflik atas siapa yang akan mengendalikan kelompok tersebut. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah herarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
Setelah tim bekerja bersama selama beberapa waktu, kelompok tersebut akan meninggalkan tahap pembentukan dan memasuki tahap Curah Gagasan. Ini adalah tahap yang sulit dilalui oleh kelompok tersebut, tapi penting bagi kesehatan pengembangan tim. Tahap Curah Gagasan dicirikan oleh perilaku-perilaku berikut :
         · Para anggota tim mulai menunjukkan gaya aslinya
         · Ketidak-sabaran yang terus meningkat akan muncul ke permukaan akibat sedikitnya kemajuan yang dicapai
         · Para anggota akan saling masuk ke daerah anggota lain, dan hal ini akan mengganggu
         · Akan muncul ketidak-sepakatan umum tentang proses, tugas dan tujuan keseluruhan tim tersebut.

c) Tahap Tiga: Norming / Penormaan
Saat anggota kelompok mengetahui perbedaan-perbedaan mereka dan telah mengatasinya, mereka maju ke tahap pembentukan norma, merupakan hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi kelompok solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi umum definisi yang benar atas perilaku anggota. Setelah melewati kesopanan dan kegugupan tahap Pembentukan dan mengatasi masalah di tahap Curah Gagasan, tim akan menginginkan pengkajian ulang tentang kemajuan dan fungsi yang mereka kerjakan. Karena anggota tim telah belajar mengatasi perbedaan diantara mereka dan konflik emosional sudah diredam, mereka akan punya lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada tujuan mereka. Penggabungan pendapat dan masukan dari tiap individu mulai terjadi. Akhirnya, perbedaan-perbedaan antar individu diterima dan aturan baru untuk bekerja mulai disusun. 

3



Tahap Norming / Penormaan dicirikan oleh perilaku-perilaku berikut: Aturan dasar dan prosedur formal yang kemungkinan terlewatkan di awal sekarang mulai dianggap lebih serius. Tim tersebut akan menginginkan lebih banyak pembahasan tentang hal-hal ini, waktu yang digunakan untuk memunculkan ide akan lebih sedikit, dan Lebih banyak dihabiskan untuk pengambilan keputusan Para anggota akan ingin membatasi agenda item-item yang harus difokuskan dengan topik-topik spesifik Sub kelompok mungkin dibentuk untuk maju lebih cepat, Konflik-konflik dimunculkan dan dipecahkan 

d) Tahap Empat: Performing / Bekerja-Tahap Aksi
Tahap keempat berkinerja (performing) merupakan Fase ini memperlihatkan fungsi tim berjalan dengan baik. Jadi di sini energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling mengerti ke pelaksanaan tugas-tugas yang ada. Bekerja merupakan tahap akhir dalam pengembangan tim. Tim yang bekerja adalah tim unit yang sangat efektif dalam memecahkan masalah, yang bisa meraih solusi dengan cepat dan bahkan bisa mendahului memecahkan isu-isu sebelum berubah menjadi masalah. 
Tahap ini hanya bisa dimulai ketika kelompok sudah merasa dan berpikir bahwa beberapa hal bisa diprediksikan, bahwa aturan hubungan antar anggota kelompok telah disetujui dan bahwa kelompok tersebut tidak perlu menegosiasikan apa yang sudah dibangun.

Sebuah tim dalam tahap bekerja akan:
          · Bersikap produktif : tugas-tugas akan diselesaikan,  dan tim akan mencari lebih banyak hal untuk dilakukan 
          · Bersikap proaktif, dan tidak selalu menunggu arahan dari pihak manajemen 
          · Menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dan menghargai perselisihan pribadi. 
          · Mendorong pelajaran dan perkembangan personal 
          · Peduli pada kesejahteraan dan perkembangan anggota tim 
Perkembangan melalui keempat tahap itu terjadi dengan jangka waktu yang berbeda untuk tim yang berbeda dan bisa terjadi sangat cepat atau sangat lambat. Ada tim yang tidak mengalami kemajuan, apalagi saat terjadi pergantian personel. Durasi dan intensitas tahap-tahap ini bervariasi dari satu tim ke tim lainnya. Mungkin membutuhkan waktu bulanan bagi sebuah tim untuk mencapai tahap bekerja, sementara tim lainnya hanya butuh waktu beberapa minggu saja. Dengan mengetahui bahwa hal ini adalah hal yang wajar untuk dilalui oleh tim, maka akan membantu tim kita dalam memahami dan mengantisipasi proses tersebut, dan mengambil tindakan untuk membangun hubungan kerja yang lebih produktif.

4



         3. Tahapan Siklus Dalam Pengembangan Tim
a) Tahap Satu : Formasi
Fokus utama selama tahap Formasi adalah untuk menciptakan sebuah tim dengan struktur yang jelas, tujuan, arah dan peran, sehingga para anggota mulai membangun kepercayaan. Selama tahap Formasi, banyak energi tim difokuskan pada pendefinisian tim dan tanggung jawab tim. Anggota tim cenderung optimis dan tertarik di tahap ini. Sering dikatakan bahwa satu jam perencanaan akan menghemat tiga jam dalam pelaksanaan. Prinsip yang sama berlaku untuk siklus tim. Artinya, semakin teliti dan terorganisasi diri Anda dalam tahap formasi dari pengembangan tim, semakin besar kemungkinan tim akan mengalami transisi yang berhasil melalui tahapan stabilisasi, aktualisasi, dan pematangan, sebelum bubar.

      b) Tahap Dua : Stabilisasi
Dalam tahap ini, tim belajar tentang satu sama lain dan misi-misi atau tugas-tugas yang mereka telah tetapkan suatu langkah penting dalam membangun tim perusahaan. Di sini mereka mulai menetapkan peran mereka dalam tim. Pola interaksi dan komunikasi mulai muncul disebabkan anggota tim yang mengalami proses bekerja sama.
Tahap ini sangat penting untuk hasil-hasil tim yang berhasil. Beberapa tim tak pernah mengalami stabilisasi. Bekerja dalam tim yang seperti itu merupakan pengalaman yang meresahkan, karena tim tidak pernah mencapai tujuannya. Definisi peran tidak jelas, tanggung jawab yang tidak pasti, dan anggota tim tidak pernah cukup sampai ke titik perasaan yang nyaman satu sama lain.

       c) Tahap Tiga : Integrasi
Anggota tim merasa adanya peningkatan penerimaan dari orang lain di dalam tim, menyadari bahwa adanya berbagai pendapat dan pengalaman yang membuat tim lebih kuat dan produknya kebih kaya. Para anggota mulai merasa menjadi bagian dari tim dan dapat mengambil kepuasan dari peningkatan perpaduan kelompok. Ini adalah tahap bagi tim untuk fokus pada tujuan, memecah tujuan yang lebih besar menjadi lebih kecil, langkah-langkah yang dapat dicapai. Tim mungkin perlu mengembangkan baik keterampilan tugas-terkait dan proses kelompok dan keterampilan manajemen konflik untuk transisi yang lancar ke tahap berikutnya.

        d) Tahap Empat : Aktualisasi
Selama tahap Aktualisasi dari pengembangan tim kepemimpinan, anggota tim mengalami dan meningkatkan rasa nyaman dalam mengekspresikan ide-ide dan perasaan mereka. Mereka mengembangkan penerimaan akan orang lain di dalam tim. Mereka belajar untuk menghargai berbagai pengalaman dan pengetahuan dalam rekan tim. Selama tahap Aktualisasi, anggota tim mulai membuat upaya secara sadar untuk menyisihkan perbedaan dan mencapai keharmonisan kelompok. Komunikasi dipertegas dan menjadi lebih efisien. Anggota tim membuat diri mereka kurang serius dan rasa humor tim muncul. Secara khusus, tim menjadi lebih produktif.

5


        e) Tahap Lima : Pendewasaan
Pada tahap Pendewasaan dalam pengembangan tim, anggota merasa puas dalam kemajuan tim. Mereka berbagi wawasan dan menyadari kekuatan dan kelemahan mereka sendiri. Anggota merasa nyaman dengan pola dan proses tim, dan merasa percaya diri dalam kemampuan individual mereka dan orang-orang dari rekan satu tim mereka. Anggota tim menjadi lebih menerima satu sama lain dan menghargai perbedaan-perbedaan nilai. Pada tahap Pendewasaan, tim membuat kemajuan yang signifikan terhadap tujuannya. Komitmen dan kompetensi anggota tim tinggi. Anggota tim terus memperdalam pengetahuan dan keterampilan, termasuk bekerja untuk terus meningkatkan pengembangan tim kepemimpinan mereka. Keberhasilan dalam proses tim atau kemajuan diukur dan dirayakan.

          4. Cara mengembangkan dan Menjaga kepercayaan dalam tim
Untuk membangun kepercayaan dalam tim, kita bisa belajar dari Colin Powell dalam bukunya The Leadership Secrets of Colin Powell. Menurut Colin Powell kepercayaan merupakan suatu yang amat penting untuk membangun kepercayaan orang terhadap pemimpin dan sebaliknya. Bagaimana cara membangun kepercayaan itu?
      a. Miliki kompetensi lebih
Tim biasanya akan percaya kepada pemimpinnya jika pemimpin itu mempunyai kompetensi, yaitu keterampilan dan pengalaman yang sangat memadai. Oleh karena itu, kita harus selalu meningkatkan kompetensi kita dengan terus menerus mempelajari keterampilan dan pengalaman baru dan membangun suasana sehingga tim bisa hidup secara harmoni.

  b. Miliki karakter unggul
Karakter adalah tingkah laku dan tindak tanduk kita dalam menjalankan visi dan misi kita. Dalam memimpin tim atau organisasi, kita harus bisa menjadi contoh bagi anggota tim lainnya sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam tim.
Kita harus bisa memberikan energi untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan tim supaya dapat bekerja sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

   c. Miliki keberanian untuk melakukan terobosan
Dalam memimpin tim, kita harus mempunyai keberanian membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Untuk itu dibutuhkan kemampuan fisik, kemampuan berpikir, kemampuan berinteraksi, kemampuan menyelaraskan segala tindakan kita dengan visi,misi dan sasaran yang telah kita tetapkan.

6


    d. Miliki kepercayaan diri
Sebagai pemimpin kita harus mempunyai kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat dekat dengan atribut keberanian, karena kepercayaan diri sama dengan berani menghadapi tantangan. Lebih dari itu, kita juga harus berani membuat tantangan untuk kita hadapi dan kita selesaikan. Tantangan yang selalu kita ciptakan ini merupakan alat untuk meningkatkan keterampilandan pengalaman kita. Kita harus mempunyai kepercayaan diri bahwa misi yang kitajalankan sangat mungkin untuk dicapai. Kita harus percaya bahwa kita dapat memecahkanmasalah-masalah yang sangat rumit sekalipun dan berani memulainya.

    e. Miliki loyalitas
Kebanyakan orang menganggap bahwa yang harus loyal di dalam suatu organisasi adalah bawahan loyal terhadap pimpinan. Dalam kepemimpinan, loyalitas menunjuk ke tiga arah, yaitu ke bawah, ke atas, ke samping. Artinya, kita tidak boleh hanya menuntut loyalitas dari bawahan. Kita juga harus loyal ke bawahan dan teman sejawat. Di samping itu, kita juga loyal terhadap organisasi. Kata kunci di sini adalah bawahan bisa percaya kepada atasan dan atasan juga percaya kepada bawahan.

     f. Miliki kerelaan berkorban dan empati
Membangun kepercayaan sangat memerlukan pengorbanan karena kita harus bisa mendengarkan dan menjaga keutuhan tim. Tindakan ini membutuhkan pengorbanan,seperti waktu, tenaga, pikiran dan lain-lain. Kita juga harus bisa menempatkan diri merasakan seperti kalau kita pada posisi yang diperintah.

  5. Pengetian Coaching
Menurut Whitmore (2008:14) di dalam bukunya yang berjudul Performance Coaching, menyatakan bahwa Coaching adalah pembinaan yang membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, yang membantu mereka untuk belajar dari pada mengajar mereka.

Menurut Stone (2007:11) Coaching adalah proses dimana individu mendapatkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan diri secara profesional dan menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka.

Coaching atau pelatihan adalah sebuah proses membimbing atau bimbingan yang diberikan yang bertujuan untuk melatih, memberikan orientasi kepada tim dan memperkenalkan kondisi kerja dan membantu untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal.

7


    6. Proses Coaching
Agar berlangsung dengan baik, pelaksanaan coaching harus dilakukan melalui suatu proses. Coaching biasanya diselesaikan melalui proses bertahap dalam empat langkah berikut ini.
a) Observasi
Observaasi merupakan langkah melakukan pengamatan, sebelum menentukan untuk melakukan coaching atau tidak. Sebaiknya coaching tidak dilakukan sampai kita memahami situasi, orang yang dihadapi, dan mengetahui keterampilan apa yang sudah dimiliki bawahan sekarang ini.

b) Diskusi
Diskusi didahului dengan melakukan persiapan tentang tujuan diskusi, menentukan isu yang dipikir penting untuk dibahas dan konsekuensi yang dapat timbul apabila tidak membicarakannya. Dalam diskusi dirumuskan cara untuk mengatasi persoalan secara bersama.

c) Coaching Secara Aktif
Coaching secara aktif merupakan tahapan menjalankan coaching oleh manajer kepada bawahannya, sebagai hasil dari kesepakatan yang dapat diperoleh dalam diskusi. Coach yang efektif menawarkan gagasan dan nasehat dengan cara yang membuat bawahan mendengarkan, merespon, dan menghargai.

d) Tindak Lanjut
Tindak lanjut membantu individu tetap dalam jalur untuk melakukan perbaikan. Apabila mereka keluar dari jalur, kita mendapat kesempatan mengembalikannya ke dalam jalur. Tindak lanjut termasuk menanyakan tentang apa yang berjalan baik dan apa yang tidak dalam pelaksanaan coaching.

          7.      Metode Coaching dalam Tim
a. Metode praktis (On The Job Training)
On the job training adalah suatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kebiasaan kerja dan sikap para tim. Dengan kata lain on the job training adalah pelatihan dengan cara pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya, dibawah bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang telah bepengalaman atau seorang supervisor.
Tujuan On the job training :
           · Memperoleh pengalaman langsung (bagi karyawan baru) mengenal jenis pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

8



            · Mengamati secara langsung apa yang menjadi tanggung jawabnya, melihat apa yang harus dikerjakan, mempu menunjukkan apa yang dikerjakan (salah dan benar) kemudian mampu menjelaskan tentang apa yang dikerjakan.
            · Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan jelas, mengamati, melihat, dan mengerjakan sendiri dibawah bimbingan supervisor.
            · Meningkatkan kecepatan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan mengulang-ulang jenis pekerjaan yang sama disertai kepercayaan diri.
            · Meningkatkan diri mulai dari tingkat dasar, terampil dan akhirnya menjadi mahir.

b.      Off The Job Training
Off the job training atau pelatihan di luar kerja adalah pelatihan yang berlangsung pada waktu karyawan yang dilatih tidak melaksanakan pekerjaan rutin/biasa. Tujuan off the job training
            · Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
            · Lebih memfokuskan pada pengalaman belajar
            · Mempunyai kesempatan untuk bertukar pengalaman dengan karyawan lainnya dari luar lingkungan unit kerjanya.
            · Mendapatkan ide-ide baru yang dapat dibawa kembali ketempat kerjanya
            · Memperoleh wawasan yang lebih luas

            8. Alasan pentingnya seorang Pemimpin selalu melakukan Coaching dalam tim
Coaching merupakan sebuah tool bagi seorang manajer khususnya dalam membangun tim yang solid. Keberhasilan seorang manajer adalah kemampuan dia untuk membangun tim pendukung yang handal, dan untuk melakukannya diperlukan cara-cara pengembangan diri, motivasi-motivasi dan pemberdayaan individu. 
Coaching menjadi salah satu alat bantu paling efektif, dan semakin sering seorang manajer melakukannya akan semakin cepat progres pengembangan tim. Dikutip dari hbr.org tulisan Joseph R. Weintraub seorang professor manajemen dari Babson College, dan sekaligus pendiri Babson Coaching for Leadership and Teamwork Program.
             a. Coaching untuk membantu Individu Berkembang
Seorang pemimpin lebih senang dengan anak buah yang siap bekerja dan siap mengembangkan diri, dibandingkan seseorang yang lebih suka show off layaknya artis. Seorang pemimpin yang baik akan melihat bahwa keinginan belajar dan tumbuh serta beradaptasi bagi seorang karyawan merupakan bagian esensial dalam pekerjaan mereka. Membantu orang lain lebih sukses dengan pekerjaan mereka adalah aturan kunci seorang manajer.

9




       b. Pemimpin butuh tim yang Mandiri
Betapa repotnya seorang pemimpin saat pekerjaan timnya dikit-dikit harus diawasi. Saat akan ditinggal, sang pemimpin merasa was was pekerjaan akan kacau atau tidak selesai. Coaching membantu terbentuknya sekumpulan orang hebat, orang cerdas, dan bisa Mandiri di dalam tim sehingga mampu menyelesaikan setiap lini pekerjaan masing-masing dengan baik. Hal ini dikarenakan, Coaching memfasilitasi tim untuk menjadi lebih berdaya.

               c. Coaching untuk membangun koneksi dan membuat hubungan semakin harmonis
Seorang pemimpin yang baik senang dengan orang-orang, dan akan selalu mengembangkan hubungan baik dengan orang lain, orang baru maupun rekan kerja lama. Anda perlu senang melakukan coaching karena orang percaya dengan Anda, dengan membangun empati kepada tim, maka Anda akan dapat menyesuaikan kebutuhan mereka dan menerapkan gaya yang tepat. Beberapa orang dari anggota tim Anda akan datang melakukan coaching dengan pernyataan tegas, namun beberapa akan datang dengan membawa kesimpulan dan cara mereka sendiri. Disinilah Anda perlu membangun hubungan saling percaya sehingga pendekatan yang dilakukan akan tepat.

 d. Dalam proses Coaching, Pemimpin dan Tim sama-sama belajar arti penting dari Proses Proses Coaching mengajarkan bahwa tak ada jalan pintas menuju sukses. Bersama Coaching, baik pemimpin maupun tim sama-sama merasakan bagaimana sebuah Proses bekerja. Terkadang sebuah cara berhasil, terkadang gagal. Dari situ, setiap orang lebih menghargai pembelajaran dan tak lagi mudah menghakimi saat terjadi kesalahan. Pada akhirnya, seorang pemimpin adalah Coach terbaik bagi timnya. Karena seorang pemimpin-lah yang sehari-hari bersama, berjuang untuk menyelesaikan banyak hal. Dengan seorang pemimpin berperan sebagai Coach, tim akan merasakan betul bagaimana dukungan pemimpin tersebut terhadap mereka, dan memperkuat tim tersebut untuk lebih siap menyongsong tantangan lebih besar di masa depan.


10



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelatihan dan pengembangan adalah dua hal yang berbeda. Pelatihan (training) adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang. Sedangkan pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas
On the job training adalah metode pelatihan yang dilaksanakan di tempat kerja yang sebenarnya dilakukan sambil bekerja. Sedangkan metode Off the job trainingadalah metode pelatihan dengan menggunakan situasi di luar pekerjaan. Umumnya digunakan apabila target yang perlu dicapai banyak.

Saran
Dari pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan dikarenakan kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab ini tidak lengkap. Informasi yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan digunakan sebagai pedoman semata. Sehingga untuk lebih memahami tentang kelompok dan tim dianjurkan melihat referensi yang lain dan yang lebih lengkap.


11
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
Unknown
admin
April 16, 2019 at 10:27 PM ×

Winning303 Agen Sportbook Terbaik

Sering mengalami kekalahan dengan agen-agen sportbook lainnya? jika ya mari gabung saja ke Winning303 dijamin akan mendapatkan kemenangan dan bisa kami pandu untuk mencapai kemenangan yang Anda idam-idamkan.
Jadi tunggu apa lagi Hubungi kami di :
WA : +6281717177303
atau langsung di Livechat kami di www(titik)winning303(titik)org

>>>DAFTAR<<<

Winning303

Congrats bro Unknown you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar